Kata-Kata Berkonotasi Negatif Justru Gerus Elektabilitas Jokowi
JAKARTA (podiumindonesia.com)- Kata-kata berkonotasi negatif yang digunakan calon petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengkritisi lawan politik justru akan menggerus tingkat elektabilitasnya sendiri.
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Sukron Kamil mengingatkan bahwa sebaiknya Jokowi tidak usah membalikkan semua kritikan ataupun cibiran dari kubu lawan.
“Lebih baik dibangun wacana, counter-counter yang lebih rasional dengan menampilkan data-data yang empirik ketimbang melawan dengan kata-kata yang disebut dengan politik genderuwo misalkan, sontoloyo misalkan,” jelasnya usai menghadiri diskusi di Diradja Hotel, Jakarta, kemarin.
Menurut Sukron, diksi-diksi negatif semacam itu menarik bagi media massa, namun bagi pemilih rasional justru sebaliknya. Karenanya, jika Jokowi dan para pendukung malah terjerumus dalam penggunaan diksi negatif bakal menyebabkan tingkat elektabilitas makin tergerus.
“Justru harusnya Jokowi tetap berada pada wilayah yang lebih karena dia sebagai petahana. Hemat saya karyanya dia itulah yang menjadi kampanye karena dia sudah berkarya selama lima tahun. Harusnya di-blow up yaitu data-data antara sebelum dan sesudah,” papar Sukron. (PI/RMOL)