PARIS (podiumindonesia.com)- Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa kegagalan mendapatkan garis batas yang dihormati membuat otoritas Rusia berpikir tentang kekuatan Barat bahwa “orang-orang dari komunitas internasional ini – mereka baik, mereka lemah.”
“Dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) telah memahami bahwa itu tidak terjadi lagi,” cetusnya dalam wawancara yang disiarkan oleh BFM TV, radio RMC, dan berita online Mediapart.
Macron menambahkan bahwa Rusia, yang mendukung Assad secara politik dan militer, telah membuat dirinya terlibat dalam tindakan pemerintah Suriah.
“Tentu saja mereka terlibat. Mereka tidak menggunakan klorin sendiri tetapi mereka secara metodis membangun ketidakmampuan komunitas internasional untuk bertindak melalui saluran diplomatik untuk menghentikan penggunaan senjata kimia,” katanya tentang Rusia seperti dilansir dari Reuters, Senin (16/4).
Presiden Prancis itu tetap mengatakan ia ingin terlibat dalam dialog dengan semua pihak yang terlibat, termasuk Moskow, untuk menemukan solusi politik bagi Suriah.
“Tidak ada perubahan dalam rencana perjalanan ke Rusia bulan depan,” tegasnya. Macron pun memiliki kata-kata hangat untuk Turki.
“Dengan serangan itu kami telah memisahkan Rusia dan Turki dalam hal ini. Orang Turki mengutuk senjata kimia,” tukasnya.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat memperingatkan Macron atas tindakan yang dianggap buruk dan berbahaya di Suriah. Putin memperingatkan agar tidak terburu-buru menyalahkan pemerintah Suriah sebelum melakukan penyelidikan menyeluruh dan obyektif.
Pemimpin Rusia memperingatkan terhadap tindakan yang dianggap buruk dan berbahaya yang akan memiliki konsekuensi di luar dugaan. (PI/SND)