LANGKAT (podiumindonesia.com)- Berdasarkan hasil investigasi media yang menyoroti kiprah dr.Indro Salahuddin selaku Ketua PD MABMI Langkat menemukan beberapa kejanggalan yang dialami sejumlah Pengurus Kecamatan Majelis Adat Budaya Melayu (PK MABMI).
Tim media mendapat informasi yang sangat dipercaya. Di antaranya pengurus di Kecamatan Wampu, Secanggang, Hinai, Tanjung Pura, Bahorok serta beberapa PK yang dulunya memilih Indra, hingga sampai saat ini belum pernah menerima SK dari pihak PD MABMI Langkat.
“Ya, jadi wajarlah jika MABMI mati suri di Langkat. Dan itu pernah disampaikan H Tengku Zainuddin Kelana dalam Statmennya baru-baru ini,” ujar sumber kepada kru media ini, Kamis (6/7/2023). Sementara, HM Azhar alias Haji A’an mantan Ketua PK MABMI Kecamatan Stabat mengaku tidak mengetahui posisinya saat ini di PD MABMI Langkat.
Yang lebih mengagetkan ketika Haji A’an menyatakan tidak mengetahui siapa Ketua PK MABMI Stabat saat ini. “Bahkan masih ada yang menganggap saya masih Ketua PK di Stabat,” sebut Haji A’an.
Kalau di Stabat, lanjutnya, yang ibu kota kabupaten saja kondisi MABMI seperti ini, bisa dibayangkan bagaimana yang terjadi di kecamatan yang jauh dari Kecamatan Stabat.
“Pengakuan Pengurus Kecamatan (PK) MABMI bahwa mereka belum pernah menerima Surat Keputusan PD MABMI bisa jadi benar adanya,” kata Haji A’an. Selanjutnya, menurut sumber, PD MABMI Langkat seakan-akan tidak peduli dengan keberadaan PK MABMI di kecamatan, sehingga SK pengurus tidak perlu diberikan pada mereka.
“Melalui media ini, kami meminta pada Datuk Sri H Syamsul Arifin Ketua Umum PB MABMI agar segera bertindak untuk menyelamatkan MABMI Langkat. Jika diperlukan memberhentikan Ketua PD MABMI Langkat dr.Indra Salahuddin dari jabatannya. Selama dua priode beliau menjabat sebagai Ketua MABMI Langkat tidak nampak apa yang diperbuatnya untuk membesarkan Melayu di bumi Langkat ini,” tegas sumber yang tak mau namanya dipublis.
Sebelumnya mantan Ketua PK MABMI Kecamatan Stabat dan Pengurus PD MABMI Langkat, H Muhammad Azhar yang akrab disapa Haji A’an mendukung statemen H Tengku Zainuddin Kelana selaku mantan pengurus PD MABMI Kecamatan Stabat, yang meminta dr. Indra Salahuddin melepas jabatan sebagai Ketua PD MABMI Langkat.
“Saya pribadi sangat mendukung apa yang telah disampaikan H Tengku Zainuddin Kelana yang mendesak dokter Indra Salahuddin meletakkan jabatan sebagai Ketua PD MABMI Langkat. Ya, itu tadi dengan alasan, selama ini minimnya pergerakan MABMI Langkat, bahkan seolah tak ada sama sekali. Jadi kalau sudah begini, kan lebih baik cari pengganti dari dokter Indra Salahuddin. Kondisi ini saya harapkan jangan sampai berlarut, segera diambil sikap dan tindakan,” ujarnya.
Mirisnya lagi, lanjut Haji A’an, sejak PD MABMI Langkat dipegang dokter Indra Salahuddin, banyak dari pengurus PK MABMI Langkat tak mengetahui ketuanya. Terbukti, kata Haji Aan, pernah suatu waktu dirinya bertanya kepada salah seorang pengurus tentang keberadaan ketuanya.
“Tapi yang bersangkutan tidak tahu. Dia sendiri saja (pengurus PK-red) tidak tahu siapa ketuanya, konon pula saya. Ini kan sangat tidak logis diterima akal pikiran. Apakah memang dokter Indra Salahuddin tak mensosialisasikan siapa pemimpin cabang di masing-masing kecamatan atau memang tak peduli dengan MABMI Langkat?” tanya Haji A’an yang tercatat selaku pengurus masa kepengurusan H Abdul Khair dan kepengurusan Drs H Asrin Naim.
Untuk itu, Haji A’an mengimbau kepada seluruh Pengurus Kecamatan MABMI mau pun pengurus PD dan sesepuh di organisasi ke-Melayua-an di Langkat agar sesegera mungkin menggelar musyawarah daerah luar biasa (Musdalub). Dalam artian, untuk kembali menggaungkan MABMI Langkat di Bumi Amir Hamzah ini.
“Jadi andai ada pergerakan menggelar Musdalub MABMI Langkat, saya seribu persen mendukung. Dan kepada dokter Indra Salahuddin saya minta lebih legowo dan jangan memaksakan kehendak apabila memang tak mampu memimpin MABMI Langkat,” tukasnya.
Senada dikatakan mantan Ketua PC MABMI Bahorok. Dalam pesan yang dikirimkan kepada kru media ini, dia sangat menyetujui dan mengamini apa yang dituangkan HT Zainuddin Kelana.
“Dia (Indra Salahuddin-red) sudah layak diganti. Sudah 8 tahun jadi ketua, kok tak ada pergerakan dan perbuatan yang dilakukan? Kalau masa Pak Naim ada kegiatan pengajian, ada buka puasa bersama dan dia menjaga kelestarian ornamen Melayu di Langkat ini. Masa dokter Indra Salahuddin, apa yang telah diperbuatnya,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, H Tengku Zainuddin Kelana yang kini akrab disapa Ayah itu, selama MABMI Langkat dijabat dokter Indra Salahuddin, banyak kritikan dari para mantan pengurus lama. Ya, salah satunya soal tergerusnya ornamen Melayu yang ada di Bumi Amir Hamzah ini.
“Jadi, intinya saya rasa, kalau dokter Indra Salahuddin tak sanggup atau tak mampu lagi memegang tampuk PD MABMI Langkat, ya serahkan saja kepada yang lebih muda, lebih energik, mampu berinovasi dan mengembangkan keberadaan PD MABMI di Langkat ini. Saya rasa masih banyak yang potensial untuk menggantikannya,” tegas H Tengku Zainuddin Kelana memberi isyarat kepada dokter Indra Salahuddin yang diamini mantan pengurus MABMI di antarnya, Muhammad A Muin (mantan pengurus MABMI Kec Stabat) dan Agus Salim (mantan pengurus MABMI Kec Hinai).
Dia juga membuka kembali memori saat Ketua Umum MAMBI, Dato’ Sri Syamsul Arifin SE melantik pengurus PW MABMI DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu. Dikatakan Dato’ Sri Syamsul saat itu, bahwa ‘ketua bukan untuk dilayani tapi melayani’. “Maknanya, selaku ketua harus mengayomi anggota bukan malah seperti raja harus dilayani,” tandasnya.
H Tengku Zainuddin Kelana juga menyebut merasa sedih, kenapa pengurus daerah tingkat II MABMI Langkat seakan ‘mati suri’. Dan hendaknya ini jadi bahan pertimbangan bagi Ketua PD MABMI Langkat dokter Indra Salahuddin dan PB MABMI.
“Sekali saya sarankan, ya dokter Indra Salahuddin legowo saja, jangan mempertahankan kalau memang tak mampu mengurus MABMI Langkat,” pungkasnya. (pendi)