By Ryan Sinaga
SEIRING dengan pesatnya pembangunan, berkembang pula permasalahan lingkungan, baik pada aspek alam maupun aspek binaan dan sosial. Permasalahan tersebut semakin kompleks dan pengaruhnya sangat luas, baik secara global atau tidak mengenal batas waktu, wilayah dan negara bahkan generasi, seperti penipisan lapisan ozon, perubahan iklim dan pemanasan global, berkurangnya keanekaragaman hayati, ketidak serasian aspek sosial lingkungan, serta perusakan dan kebakaran hutan.Dampak dari permasalahan inipun sangat berat bagi kehidupan di muka bumi, terutama dirasakan oleh manusia.Lingkungan hidup yang tidak sehat, kelangkaan sumber daya alam, kemiskinan, konflik sosial dan lain-lain merupakan sebagian dari dampak permasalahan lingkungan hidup.Untuk mengendalikan dampak yang timbul bagi kehidupan di muka bumi ini, serta untuk menjawab permasalahan lingkungan hidup tersebut, diperlukan upaya serius yang melibatkan seluruh umat manusia dalam kurun waklu yang lama bahkan lintas generasi.
Berbicara masalah lingkungan tentu menyangkut dengan kelestarian alam dan penghijauan.Jika lingkungan hidup sudah rusak maka rusaklah kehidupan manusia sekitarnya.Seperti saat ini banyak oknum-oknum yang telah memanfaatkan hasil hutan untuk kepentingan pribadinya.Para perusak lingkungan tanpa melihat apa damfaknya,mereka-mereka hanya menginginkan kekayaan semata namun bakal mengorbankan puluhan juta jiwa bahkan miliaran umat manusia akibat ulahnya dengan merusak lingkungan.
Sebagaimana dikutip penulis dari berbagai sumber,Menurut CEO World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Efransjah mengarakan bahwa kerusakan hutan bakau di Indonesia telah mencapai angka 70 persen. “Sudah rusak banget,” ujar Efransjah dengan nada kecewa.
Lebih lanjut Efransjah bercerita tentang kondisi hutan bakau di Indonesia. “Kayaknya sudah mencapai 70 persen. Sekarang di Aceh saja sudah tidak ada hutan mangrove. Tadinya Aceh Utara itu ditutupi oleh mangrove,” tambah Efransjah.
Fungsi dari hutan mangrove sendiri cukup banyak, antara lain sebagai penahan abrasi pantai dan peresapan air laut ke daratan, tempat berkembang biaknya ikan, kerang, burung, dan mamalia laut, pengolah limbah beracun, penghasil O2 sekaligus penyerap CO2. Selain itu, buah mangrove juga dapat diolah menjadi makanan dan minuman.
Sehingga, besar harapan Efransjah agar seluruh masyarakat Indonesia bersatu untuk melakukan pelestarian lingkungan, terutama hutan mangrove.Selain itu,hutan mangrove juga mempunyai toleransi besar terhadap kadar garam dan dapat berkembang di daratan bersalinitas tinggi di mana tanaman biasa tidak dapat tumbuh. Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (noneconomic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues).
Beberapa manfaat yang tidak langsung sebagai konsumsi manusia antara lain menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai, menjernihkan air, mengawali rantai makanan, serta melindungi dan memberi nutrisi.
Dengan penghijauan yang dilaksanakan TNI dalam program TMMD berarti Kodim 0201/BS turut membantu “Menyelamatkan Bumi”
Dengan penghijauan menanam ribuan pohon mangrove yang dilaksanakan Satgas TMMD ke 99 Kodim 0201/BS dibantu OKP,Ormas, mahasiswa, pelajar dan Pramuka Saka Wira Kartika serta masyarakat dan pihak kepolisian tentu akan menyematkan miliaran manusia dari bahaya Global Warning.Selain itu,TNI juga telah melestarikan kawasan hutan mangrove yang nyaris punah.(red)