BERITA UTAMANASIONAL

“Novel Cs Diminta Legowo”

 

MEDAN (podiumindonesia.com)- “Novel dan kawan-kawan kita minta legowo menerima keputusan yang ditentukan BKN. Kalau sudah tak lolos TWK, apalagi yang harus kalian perjuangkan? Tak usahlah lagi bermain politik dan menyeret pihak lain untuk membela kalian”. Demikian penegasan ini disampaikan T.Syaiful Anhar (Alumni LikNas 86 GP Ansor-red) di Medan, Minggu (20/06/2021).

Menurutnya, apa yang terjadi saat ini adalah ‘hukum sebab dan akibat’ ambisi berlebihan di saat bertugas. Sebagai mahluk yang diciptakan Allah, lanjut T Syaiful Anhar, Novel Cs harus menerima keputusan ini dengan ikhlas. Tinggalkanlah KPK secara baik dan tak perlu lagi membangun opini dan menggiring perseteruan antar KPK dan Komnas HAM.

“Masyarakat tak bodoh lagi, kawan,” ujar T Syaiful Anhar. Dalam hal Novel Cs, T Syaiful menyatakan mendukung penuh statmen Fahri Hamzah yang menyebutkan setiap orang ada zamannya, setiap zaman ada orangnya.

“Harapan saya, semoga 51 orang yang mempunyai jasa besar di KPK dapat intropeksi diri dan mencari pekerjaan yang baru. Bisa aktif di LSM ataupun masuk kepartai politik. Biarkanlah KPK bekerja dengan tanpa beban, apa yang terjadi pada Novel,” imbaunya.

Bahkan, lanjut T Syaiful Anhar, Novel Cs dan kawan-kawan tidak perlu menyeret-nyeret pihak lain. Apalagi meminta bantuan Presiden Jokowi.

“Banyak hal yang harus dikerjakan Presiden saat ini,” tukas relawan Rumah KH.Ma’ruf Amin(RKMA) tersebut.

Sebagai relawan Rumah KH.Ma’ruf Amin (RKMA) T Syaiful Anhar meminta Presiden Jokowi tak menanggapi permintaan dari pihak mana pun dalam menyikapi nasib Novel Cs. Biarkanlah BKN dan KPK serta pihak intelijen mengurusi hal tersebut. Yang dialami Novel Cs belum sebanding dengan apa yang dialami keluarga korban “tebang pilih” di masa lalu.

“Rumor dan cerita tebang pilih yang melanda KPK 2009 pernah menjadi topik tulisan Pak Prof. Mubarok di PODIUM. Kala itu banyak kader NU yang lengket di jaring KPK,” tandasnya sembari berharap pada kader dan keluarga NU, untuk membaca dulu sejarah KPK baru membela Novel.

Sebelumnya, sikap Novel Baswedan dan pegawai KPK lainnya yang tidak lolos TWK dinilai tidak konsisten. Pasalnya, mereka dulu begitu lantang menolak alih status pegawai KPK menjadi ASN, tetapi kini malah merengek setelah gagal dalam TWK.

“Sangat kontradiktif perilaku Novel Baswedan dkk, kalau mereka punya niat baik terhadap republik ini masih banyak ruang untuk berkontribusi dan mengabdi kepada bangsa serta tanah air Indonesia,” ujar perwakilan Korps Mahasiswa dan Pemuda NKRI (KOMPAN) Banten Zikri Wahyudi, kemarin.

Dijelaskan, gerakan Novel Baswedan di dalam tubuh KPK sangat bertentangan dengan penguatan lembaga antirasuah itu sebagai anak kandung Reformasi. Kompan juga menganggap tindakan Novel Cs yang terus merongrong KPK dan menolak hasil TWK layak disebut makar.

“Kami menentang langkah yang diambil 75 pegawai KPK yang gagal dalam Tes Wawasan Kebangsaan. Sebab, langkah itu adalah bentuk melawan undang-undang dan bisa dikategorikan sebagai tindakan makar,” ujar dia.

Lebih lanjut Zikri mengatakan, pihaknya terus mendukung kerja-kerja pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK. Dukungan itu diekspresikan Kompan melalui spanduk-spanduk yang tersebar di Kota Serang. (pi/tsunami)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button