Beranda POLITIK Saatnya Perjuangan Sang Jenderal

Saatnya Perjuangan Sang Jenderal

81
0

MEDAN (podiumindonesia.com)- Setahun lalu awal tahun 2017. Harapan dan cita-cita telah terpatri di dada sang Jenderal. Rela menanggalkan jabatan demi membangun suatu daerah. Yakni Sumut Hebat dan Bermartabat. Dan, impian itu makin terbuka. Satu persatu tahapan dilewati. Ada yang pesimis, namun sekalangan menilai begitu optimis. Berawal dari pengambilalihan Ketua Umum PSMS Medan, sang Jenderal Letjend Edy Rahmayadi menjajaki provinsi terbesar ketiga di Indonesia ini.

Tak ada kata lain, menjadi pemimpin Sumatera Utara. Ketegasan itu diambil karena melihat limpah ruahnya kekayakaan di Sumut.

Mantan Pangkostrad ini berharap bisa memenangkan Pilgub Sumut 2018. Namun diakuinya semua tergantung kepada rakyat. “Sengotot apa pun saya, kalau rakyat tidak mau, tidak jadi saya ini,” sebutnya usai menjalani pemeriksaan kesehatan di hari pertama, Kamis lalu.

Edy menginginkan Sumut lebih maju dan kembali berjaya seperti halnya sepakbola nasional. Menurutnya, daerah ini sangat kaya dan kekayaan itu harus digunakan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi rakyat jelata.

“Saya (sebelumnya) tidak rasakan karena saya Pangkostrad. Tapi sekarang saya turun, sama-sama kita rasakan untuk membangun Sumut ini,” ucapnya.

Malahan, sejak semula, Edy Rahmayadi telah bersikukuh memilih sendiri pendampingnya pada pertarungan Pilgubsu nanti. Adalah Musa Rajekshah alias Ijeck, sebagai pilihannya. Edy pun terang-terangan bilang tak akan tunduk kepada partai politik dalam menentukan wakilnya mendatang.

Alhasil, gayung pun bersambut. Meski telah berusaha mendatangi satu persatu parpol untuk ‘mengiba’ mendukungnya, tapi belum juga membuahkah hasil. Puncaknya dua pekan jelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut.

Tiga partai yakni Gerindra, PKS serta PAN menyatukan barisan. Mereka berkoalisi mendukung Edy Rahmayadi-Ijeck. Mengumpulkan dukungan 28 kursi, di antaranya Gerindra (13 kursi), PKS (9 kursi) dan PAN (6 kursi), Edy-Ijeck bisa melenggang dalam pertarungan lima tahunan ini.

Tak lama berselang, dua partai lainnya mengalihkan dukungan. Partai Golkar serta Hanura turut dalam koalisi tiga partai pendukung tersebut. Nah, belakangan Partai Nasdem pun menyatakan ‘sehati’ memberi suara kepada Edy Rahmyadi serta Musa Rajekshah.

Secara hitungan matematis, Edy-Ijeck telah mengantongi 60 kursi dari enam partai pendukungnya di DPRD Sumut. Deklarasi slogan Eramas yang merupakan kepanjangan dari Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah tertuang pada Minggu (7/1) tepatnya sehari sebelum dibukanya pendaftaran KPUD Sumut.

Puluhan ribu masyarakat memadati Lapangan Merdeka Medan. Pasangan yang didukung partai Golkar, PAN, Gerindra, PKS Hanura dan Nasdem ini menjanjikan Sumut akan lebih bermartabat.

Turut hadir Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Sekjen PAN, Eddy Soeparno, Presiden PKS, Shohibul Iman, pengurus partai Nasdem, Ali Umri. Mereka tampil di hadapan ribuan simpatisan dan relawan yang hadir dengan membawa atribut dan bendera dari masing-masing partai.

“Saya instruksikan seluruh jajaran Gerindra, dan semua sayapnya untuk benar-benar turun ke desa-desa, ke kampung untuk benar bekerja di tengah rakyat. Yakinkan rakyat bahwa kita butuh di Sumut ini Edy dan Ijeck,” ujar Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo saat menyampaikan orasinya.

Dikatakan Prabowo, dirinya sudah sangat mengenal sosok Edy. Dari masa Letnan Muda, sosok Edy dinilainya telah menunjukkan prestasi, semangat, dedikasi dan keberanian. Dia merupakan sosok lulusan TNI terbaik.

Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengatakan dalam orasinya, selama ini masyarkaat sulit untuk sekolah, harga kebutuhan pokok juga tinggi. Oleh karena itu, dia mengajak massa dan para simpatisan untuk memilih pemimpin yang mampu berjuang untuk masyarakat.

“Kita yakin sosok Edy mampu menjawab tantangan zaman dan mampu membela NKRI. Apalagi dia didampingi tokoh pemuda Sumut, seorang wiraswasta, pengusaha yang sukses dan banyak jadi contoh bagi anak Sumut yaitu Ijeck,” Kata Eddy.

Sementara Presiden PKS, Shohibul Iman dalam orasinya menyampaikan, Sumut merupakan provinsi yang besar, bukan hanya besar wilayah karena banyak penduduknya melainkan juga besar masalahnya. Oleh karena itulah, kata dia dibutuhkan pimpinan yang bisa memimpin Sumut dengan segala permasalahannya tersebut.

“Dalam pandangan kami, setidaknya ada dua hal utama bagi pemimpin Sumut untuk bisa menyelesaikan persoalan di sumut. Pertama terkait dengan idealisme ketulusan, seorang pemimpin yang tulus dan punya idealism akan menyejahterakan rakyat. Kedua adalah kemahiran dalam memimpin atau profesionalisme. Oleh sebab itu, gabungan keikihlasan dan idealisme dengan kemahiran dan profesionalisme akan mengantarkan sumut bermartabat, ini yang kami lihat ada pada sosok Edy,” sebutnya.

Cagub Edy Rahmayadi dan wakilnya Musa Rajekshah berjanji akan menjadikan Sumut lebih bermartabat. “Saya tahu kehadiran kalian semua, kalian menginginkan Sumut bermartabat. Ini harus segara kita wujudkan dengan segala sistem demokrasi kita,” pungkasnya.

Edy Rahmayadi di sela pemeriksaan kesehatan Cagubsu menyatakan senang dengan adanya tiga pasangan yang akan maju bertarung di Pilgub Sumut 2018. Dengan begitu, pemilih akan punya lebih banyak opsi.

“Saya lebih banyak (pasangan calon), lebih senang, sehingga masyarakat Sumut lebih banyak pilihan,” kata Edy seusai menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUP H Adam Malik, Medan.

Edy pun optimis bisa meraih 70 persen suara dari jumlah pemilih 9.902.948 jiwa. Hasil sigi dari Survey dan Polling Indonesia (SPIN), Edy memeroleh elektabilitas 20,45 persen kalah dari Tengku Erry Nuradi yang memeroleh 23,89 persen dari 1.262 responden.

Ada pun Djarot berada di posisi keempat dengan raihan 6,21 persen suara. Angka itu lebih kecil dibandingkan elektabilitas Ngogesa Sitepu, Bupati Langkat yang mundur dari bursa Pilkada 2018, sebesar 8,26 persen berdasarkan hasil survei.

Dan sejarah mencatat, dalam dua gelaran Pilkada Sumut terakhir, kandidat yang menang selalu berasal dari PKS.

Pada Pilkada 2008, PKS, PPP, PBB, dan sembilan partai lain mengusung Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho. Pasangan itu meraih kemenangan dengan meraup 28,31 persen total suara, unggul atas Cagub yang diusung PDIP, Golkar, PAN, serta partai-partai lain.

Lima tahun setelahnya, PKS kembali memenangkan kandidatnya di Pilkada Sumut. Saat itu, PKS mengusung Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi bersama Hanura, PBR, Patriot, dan PKNU. Pasangan ini ketika itu meraih 33 persen suara, disusul Effendi MS Simbolon dan Jumiran Abdi yang diusung PDIP dan PPRN.

Dilihat dari kandidat yang resmi maju, maka sejarah ini bisa jadi berulang tahun ini. Pilkada Sumatera Utara 2018 akan diikuti oleh tiga pasangan calon.

Paslon pertama yang mendaftar ke KPU Sumut adalah Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah. Pasangan ini didukung oleh mayoritas partai yang punya kursi di DPRD Sumut, bahkan dengan jumlah sangat dominan, 60. Edy-Ijeck didukung oleh Golkar (17 kursi), Gerindra (13), Hanura (10) PKS (9), PAN (6), dan Nasdem (5).

Pasangan kedua yang mencalonkan diri adalah JR Saragih-Ance Selian. Mereka diusung tiga partai, Demokrat, PKPI, dan PKB, yang menguasai 20 kursi di DPRD Sumut.

Paslon terakhir adalah Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, dengan dukungan dari PDIP-PPP yang menguasai 20 kursi juga, sama seperti koalisi Demokrat, PKPI, dan PKB.
(P01/net)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini