LANGKAT (podiumindonesia.com)- Sebenarnya ini cerita uneg-uneg yang didengar redaksi PODIUM di warung kopi. Pun sekadar uneg-uneg tapi penulis mengganggap cukup berbobot. Artinya, masyarakat awam, toh nyatanya tahu soal kasus korupsi di Pemkab Langkat. Termasuk yang tak disangka-sangka penangkapan operasi tangkap tangan (OTT) Kepala Dinas P & P Langkat, Salam Syahputra beserta kroninya.
Miris. Kata warga di warung kopi, selama ini Kadis Salam dikenal dekat dengan pejabat Langkat. Siapakah pejabat itu? Lagi-lagi status pejabat Langkat tersebut masih buram. Hanya saja, katanya lagi, Salam dikenal orang yang irit. Tak sembarangan mengeluarkan duit. Makanya ada sedikit janggal dalam kasus OTT Salam.
Asyik penulis meneguk secangkir kopi, kembali komentar pria paruh baya yang duduk di warung kopi nyeletuk. Kalau Pak Salam di-OTT-kan, bagaimana dengan Kepala Dinas lainnya! Dari komen bertutur itu terlihat bahwa masyarakat saja tahu bagaimana permainan korupsi di kabupaten yang dipimpin H Ngogesa Sitepu.
Tapi, ya itu tadi, masyarakat di warung kopi itu masih bisik-bisik menyebut pejabat Pemkab Langkat dekat dengan Salam. Aneh…aneh..aneh. Kata lelaki penggemar kopi tersebut. Kalau yang namanya dekat dengan pejabat di sini, tak mungkin Kadis Salam tertangkap OTT. Apa Salam tumbal….!!!
Kabarnya lagi, tak hanya Salam yang awalnya prioritas OTT, masih ada sejumlah pejabat Pemkab Langkat setingkat Kepala Dinas lainnya. Ironi, usai Salam mendekam, aksi korupsi lain berkepanjangan. Merangsek ke Kota Binjai.
Baru-baru ini mantan Direktur Utama RSUD Djoelham Binjai, Mahim Siregar ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat-alat kesehatan (alkes) di rumah sakit tersebut pada tahun 2012 lalu.
Kasus korupsi proyek pengadaan yang pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp14 miliar itu diduga merugikan negara hingga Rp3,5 miliar.
Sesumbar dua kasus korupsi terungkap selama 2017 terjadi di Kabupaten Langkat dan Binjai, penulis pun teringat satu kasus dugaan gratifikasi jabatan di RSUD Tanjung Pura. Itu menyeruak sekira 2012 lalu, masa jabatan dr Sadikun.
Turut jadi tersangka saat itu Bendahara RSUD Tanjung Pura. Walau dr Sadikun sempat dilaporkan namun lolos dari jerat hukum. Nah sekarang, Sadikun menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. Rumor tersebut akhirnya pun hilang ditelan bumi.
Setelah kilas ingatan, penulis kemudian mendengar kembali perbincangan para pria yang rata-rata bermatapencaharian petani tersebut. Gambaran kecil dari bincang-bincang penggemar kopi di warung sederhana menguak nama sejumlah aktor di balik tertangkap OTT-nya Salam.
Bisa jadi Salam disuruh. Bisa jadi Kadis Salam punya maksud mempertahankan jabatan dengan pertaruhan nekat bermain api. Atau bisa jadi hasil neka-neko Kadis Salam untuk kepentingan pribadi. Wuihh…, memang kemungkinan besar prediksi pecinta minuman warna hitam jadi kenyataan.
Tapi bisa jadi jauh dari jangkauan. Yang penulis saluti bahwa sekelas petani yang minum di warung kopi masih open atau peduli dengan kebangkitan Langkat terlepas dari kasus korupsi. Nah, di sinilah yang harus digarisbawahi.
Akhir kata, penulis pamit dari warung kopi dengan seribu tanda tanya. Ya, itulah siar kabar dari warung kopi di Langkat. SALUT!!!