DAERAHEKONOMINASIONAL

Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Wak Udin Tetap Bertahan Hidup Di Gubuk Derita

 


WAMPU (podiumindonesia.com)- Syafruddin (56) warga Dusun Pasaar Batu Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat tetap bertahan hidup dalam gubuk derita diapit oleh rumah gedung tetangganya yang kaya.

Ironisnya, pemerintah desa setempat maupun kecamatan hingga kabupaten tak pernah memberikan bantuan apa pun terhadap Syafruddin yang hidup bersama anak bujangnya Topan berusia 20 tahun. Isteri Syafruddin alias Wak Udin, Siti Jamilah sudah meninggal 8 tahun silam. Sejak isteri tercinta meninggal dunia Wak Udin hidup bersama kedua putranya.

Semasa isteri tercinta hidup Wak Udin pernah tinggal di Setia Budi jalan Abadi gang Budi Medan.. Mata pencaharian sehari-hari Wak Udin penarik Becak Bermotor. Namun sejak isterinya menderita sakit konplikasi Wak Udin tak lagi fokus bekerja. Becak bermotor terpaksa ia jual untuk menambah biaya pengobatan isteri tercinta.

Setelah isteri meninggal dunia, Wak Udin memutuskan tinggal di kampung halaman mertuanya. Ada sebidang tanah warisan almarhum mertuanya. Di tanah itu ia bangun gubuk derita. Sudah hampir 6 tahun Wak Udin tinggal di gubuk derita yang dibangun sekedar untuk tempat berteduh dari terik matahari dan cucuran air hujan.

Untuk bertahan hidup Wak Udin mengandalkan sisa tenaga bekerja apa saja dari menggali kuburan, kernet bangunan. Namun pekerjaan tak selalu ada dikampungnya selain itu tubuhnya sudah sangat rapuh. “Sedangkan lapar tak kenal konpromi,” ijarnya.

Beberapa orang tetangganya Kamis (09/01/2020) mengatakan. Wak Udin pernah makan umbut kelapa dan pucuk-pucuk daun yang ditanam di belakang rumahnya. bersama anaknya untuk mempertahankan hidup. Padahal saat ini pemerintah pusat, provinsi mau pun pemerintah daerah sedang gencar-gencarnya menurunkan angka kemiskinan. Namun demikian, Wak Udin tak pernah tersentuh bantuan apa pun dari pemerintah. Dia bertahan hidup di garis kemiskinan yang amat menyedihkan.

Saat dikonfirmasi PODIUM, Wak Udin mengaku tidak pernah tersentuh program pemerintah seperti PKH atau KIS misalnya baik tingkat desa, kabupaten mau pun pemerintah pusat. Jatah beras miskin pun tak pernah diterimanya. Kondisi rumahnya hanya berdindingkan papan dan beratap rumbia. Kondisinya pun makin memprihatinkan. Untuk menerangi rumahnya Wak Udin harus membayar listrik 30 ribu/bulan pada tetangga sebelah rumahnya yang tak lain adalah adik kandung dari Ibu almarhumah isterinya.

Warga sekampungnya berharap bantuan program bedah rumah atau program pemerintah mengentaskan kemiskinan lainnya. Namun sayangnya hingga sampai saat ini tak tersentuh atau tak pernah terealisasi. Warga setempat berharap pemerintah Kecamatan Wampu atau Kabupaten Langkat memberi perhatian terhadap kehidupan ekonomi wak Udin dan kondisi rumah Wak Udin yang tinggal di gubuk reot diapit rumah mewah milik tetangganya. (pi/rusdi)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button