BERITA UTAMAHUKUMPOLITIK

Tangkap Penyebar Hoaks, IPW Sesalkan Sikap Polisi

 

MEDAN (podiumindonesia.com)- Indonesia Police Watch (IPW) menyesalkan sikap Kepolisian yang menangkap penyebar hoask 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos.

Sebab, Polisi begitu cepat menangkap dua tersangka penyebar hoaks yang nota bene merupakan ‘wong cilik’. “Sebaliknya sangat lamban menangkap tersangka penyebar hoaks ‘wong gede’, yang nota bene politisi dan tokoh organisasi keagamaan,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Oleh karena itu, lanjut dijelaskan Neta, IPW berharap, Polri harus berada di depan dalam memerangi hoaks (perang hoaks) di negeri ini. “Siapa pun yang terlibat harus segera ditangkap, diperiksa, dan kasusnya dituntaskan di pengadilan. Apakah tersangkanya wong cilik maupun wong gede harus diproses hukum agar tidak ada diskriminasi dan orang orang gede tidak latah menjadi penyebar hoaks,” jelasnya.

Sebab itu, ditegaskannya, IPW mempertanyakan sikap polisi, kenapa begitu cepat menangkap HY di Bogor dan LS di Balikpapan.

Sementara tokoh partai Andi Arif dan tokoh organisasi keagamaan Tengku Zulkarnain belum ada tanda tanda akan diproses hukum. “Seharusnya kedua tokoh itu juga segera ditangkap, sama seperti polisi menangkap HY dan LS.

Sebab peran antara HY dan LS sama dengan peran Arif dan Zulkarnaen, yakni sama sama menerima konten hoaks dan kemudian menyebarkannya,” tegas Neta.

Maka dari itu, IPW mendesak polisi agar tidak bersikap diskriminatif dan harus mampu menjaga serta menegakkan kehormatan upaya penegakan hukum di negeri ini. “Sebab polisi adalah hulu dari terciptanya rasa keadilan masyarakat. Jika hulu keadilan tersebut tidak terawat dan malah kerap bersikap diskriminatif serta takut pada ‘wong gede’, bagaimana rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa bisa tercipta,” imbuhnya.

Selain itu, Neta memaparkan, hal tersebut juga (sikap polri) merupakan suatu keharusan terutama menjelang Pilpres 2019. “Jajaran kepolisian harus berani bersikap tegas terhadap semua pelaku hoaks, siapa pun itu tanpa pandang bulu,” paparnya.

Kegaduhan Muncul

Jika polisi tidak berani bersikap tegas, Neta menyebutkan, kegaduhan akan muncul di masyarakat, terutama pasca penghitungan hasil pilpres 2019.

“Pihak pihak yang kalah bisa saja melontarkan hoaks bahwa ada kecurangan dalam pilpres. Logika yang dipakai bukan mustahil adalah kasus hoaks 7 Kontainer surat suara yang sudah dicoblos,” sebutnya seraya menambahkan masyarakat akan menjadi bingung dan potensi kekacauan akan terjadi.

Oleh sebab itu, kata Neta, polisi harus berani bersikap tegas untuk mengantisipasi dan melakukan deteksi dini terhadap manuver pihak pihak tertentu di Pilpres 2019 maupun pasca pilpres.

“Sikap tegas polisi untuk menindak semua penyebar hoaks sangat diperlukan agar Pilpres 2019 menjadi sebuah kegembiraan politik yang aman dan damai bagi bangsa Indonesia,” tandasnya. (PI/GS)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button