Home EKBIS Yuni Catering: Rasa ‘Jempol’ Harga Tak Perlu Diragukan 

Yuni Catering: Rasa ‘Jempol’ Harga Tak Perlu Diragukan 

56
0

MEDAN (podiumindonesia.com)- Berawal dari menerima upah kerja. Lalu belajar. Dari situ berlanjut menjajakan penganan jenis kue basah. Dagangan pun dititip di warung-warung di sekitar wilayah Delitua. Ya, itu sekira tahun 2012. Masa-masa perih dirasakan Sri Wahyuni dalam curhatan hatinya saat merintis usaha catering.

Perempuan yang dinilai pekerja keras ini melanjutkan kisahnya. Di kediaman JalanMedan-Delitua, Gang Setia, Lingkungan 6, Desa Suka Makmur, Kabupaten Deliserdang,Sri Wahyuni yang biasa disapa Mak Yoen ini bilang perjuangan untuk membesarkan’nama’ usahanya berpeluh keringat dan air mata.

“Pikiran terkuras, lelah, dan penuh tantangan. Tapi semuanya itu aku anggap cobaandan butuh kematangan. Dan yang terpenting lagi adalah relasi,” sebut Mak Yoen, belum lama ini.

Wanita berkulit sawo matang ini pun, memang tak henti berusaha. Dia tak urung patah semangat demi menggapai harapan serta membesarkan ketiga buah hatinya. Berkat doa dan ikhtiar tersebut, tiga tahun berselang tepatnya pada 2015, satu persatu konsumen mulai terdata di buku hariannya.

“Kalau bicara modal, ya modalku cuma upah kerja dari orang masa itu. Uang itu ku tabung, seperak dua perak ku sisihkan, hingga akhirnya adalah modal awalku buka usaha ini. Kalau ngak salah cuma Rp 5 juta itu lah awalku,” kata istri dari M Saleh ini.

Berbekal modal Rp 5 juta pula, Mak Yoen kadang mainta job dari rekannya, tetangga dan siapa saja yang dia kenal. Setelah merasakan kenikmatan buah tangannya, Mak Yoen kembali berusaha belajar. Sebab, kata dia, para pelanggan terkadang minta menu masakan lain.

“Nah, dari situ aku belajar lewat Youtube. Kadang juga lihat dari google, media sosial atau shering sesama sejawat pemilik usaha catering,” ulas siswi Alumni SMP Negeri 26 Medan Johor ini.

Tiga tahun menjalankan usaha ketering, kembali Allah SWT memberinya cobaan. Tepat 2019, Covid -19 merebak dunia. Termasuk di negara Indonesia. Di situ, usaha ketering Mak Yoen kembali lesu. Pun disadari tak cuma usahanya berimbas atas Covid-19, tapi pemilik usaha lainnya juga terkena biasnya.

Order sepi, pemasukan minim, karyawan lepas yang dimiliki terpaksa menganggur sementara. Hari- hari Mak Yoen yang biasa disibukkan dengan racikan masakan dan bumbu dapur, terpaksa dialihkan dengan aktivitas lainnya.

“Karena order sepi, ya aku bolak-balik buka Youtube. Intinya, mungkin aku disuruh sang Penguasa Alam Semesta ini untuk kembali belajar dan mempelajari sejumlah menu. Tapi itu pun semua aku syukuri sebagai makhluk ciptaan Tuhan,” serunya.

Lepas Covid-19, sekira tahun 2021, barulah Mak Yoen ‘bergerilya’ menjajakan kateringnya lewat media sosial. Terbukti, satu persatu konsumen yang dulu hilang kembali datang. Order berangsur masuk dan karyawannya kembali dipekerjakan.

“Ada setidaknya 10 karyawan tetap yang biasa membantuku. Sedangkan untuk bagian lain aku pakai karyawan lepas saja,” terang ibu dari Dilla,Bima dan Habib ini.

Sejauh ini ada 15 menu masakan masional yang dikuasai Yuni Cetering. Sedangkan dalam sebulan sekira 10 konsumen tetap dan lebihnya informasi dari rekan dan sahabatnya.

“Ada konsumen dari Dinas Perkim Provsu, instansi di Deliserdang, Man 3 Patumbak, TK Azizi, Polonia Hotel, Dinkes,” imbuh Mak Yoen yang memiliki motto “Usaha membuahkan hasil dengan semangat tinggi”.

Ditanya soal order terbesar yang pernah memesan keteringnya senilai Rp 50 juta. Untuk nasi kotak tergantung pemesan. “Bisa juga Rp 700 ribu, itu nasi kotak dengan tiga menu plus snack,” sebutnya.

Mak Yoen Katering melayani pesnan dengan partai kecil. Dia pun tak lupa menyematkan sejumlah nama yang kerap berjasa dalam usahanya itu. “Terima kasih saya buat Pak Zoel Ahmed, ibu Noah Purba dan ibu Hajjah Nurhayati biasa di sebut Andong. Saya merasa bersyukur ketiga sahabat yang sudah saya anggap keluarga ini
mensuport usaha saya,” tandasnya sembari membubuhkan nomor telepon yang mau order ke 085272267876. (win)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here