DELITUA (podiumindonesia.com)-
Permainan judi dan jackpot marak di wilayah hukum Polsek Delitua.
Info ini diterima wartawan dari sejumlah warga. Bahkan lebih mengegerkan lagi, merebaknya perjudian di sana setelah jabatan Kapolsek Delitua dipegang Kompol Efianto SH. Pertanyaanya pun muncul, benarkah info tersebut dan segaja dilakukan ‘pembiaran’?
Namun sayang, saat wartawan konfirmasi ke Kapolsek Kompol Efianto dan Kanit Reskrim Iptu Idem Sitepu, Kamis (2/5/2019) tapi tak diangkat. Malah saat pesan singkat dilayangkan, toh enggan menjawab.
Hasil telusur wartawan dan aduan warga beberapa area di wilkum Polsek Delitua dijadikan sarang judi beromset puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Seperti halnya judi dadu putar dan permainan lainnya yang menggunakan uang.
Ada pun lokasi-lokasi judi tersebut terletak di Jalan Jamin Ginting atau persisnya di salah satu bengkel yang berada di Simpang Selayang diprakarsai oleh warga sekitar.
Bukan hanya di situ, lokasi perjudian juga terdapat di Jalan Pales Raya Medan Selayang Kecamatan Medan Tuntungan. Selain di dua lokasi tersebut, praktik perjudian yang diduga kebal hukum ini juga ada di Jalan Bunga Rinte atau persisnya di salah satu cafe yang berada di daerah itu.
Tak pelak, warga pun menuding praktik perjudian tersebut terkesan dipelihara sehingga merambah dengan aksi perjudian lainnya.
Anehnya lagi, para bandar judi tidak segan-segan menempatkan mesin judi jackpot di warung-warung yang berada tak jauh dari Mapolsek Delitua.
“Kita minta pihak kepolisian agar segera memberikan tindakan tegas, dan bila perlu menangkap para bandar yang telah berani menyediakan akses perjudian tersebut,” ujar seorang warga Delitua berinisial ST.
Kalau boleh, harap ST, segera ditertibkan, sebab masyarakat sudah pada resah karena maraknya aktifitas perjudian.
“Kampung kami ini juga belakangan sudah semakin rawan karena dilintasi oleh orang-orang tak dikenal yang berdatangan hanya untuk bermain judi,” tandasnya.
Sementara itu, warga juga menyebutkan di lokasi cafe yang berada di Jalan Bunga Rinte, ini beroperasi sejak maghrib hingga pagi dan menjadi ‘pelabuhan’ terakhir para pemain yang berpindah dari Jalan Jamin Ginting dan Pales Raya. (pi/als)
