100 kursi DPRD Sumut. Rinciannya, Partai Golkar (17 kursi), PDI Perjuangan (16 kursi), Partai Demokrat (14 kursi), Partai Gerindra (13 kursi), Partai Hanura (10 kursi), PKS (9 kursi), PAN (6 kursi), Partai Nasdem (5 kursi), PPP (4 kursi), serta PKB dan PKPI masing-masing 3 kursi.
Sesuai UU 8/2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah, partai politik atau gabungan partai politik, baru boleh mengajukan pasangan calon untuk tingkat provinsi dengan memiliki 20 persen suara atau 25 persen suara sah pemilu 2014.
Nah, sebagaimana diketahui bahwa PAN, PKS dan Gerindra telah memutuskan dukungan untuk Balongbsu. Koalisi 28 kursi DPRD Sumut menjadi angka mutlak bagi Edy Rahmayadi-Ijeck.
Sedangkan HT Erry Nuradi memperoleh 32 kursi. Partai Golkar (17 kursi), Nasdem (5 kursi), PPP (4 kursi) PKPI (3 kursi), dan PKB (3 kursi).
Dari keduanya (Edy-Ijeck) dan HT Erry Nuradi telah terangkum 60 kursi di DPRD Sumut. Tersisa 40 kursi lainnya, yakni Partai Demokrat (14 kursi), PDIP (16 kursi) dan Hanura (10 kursi).
Hingga Kamis (28/12), ketiga parpol tersebut belum ada yang mengklaim dukungan terhadap salah satu pasangan. Apakah wajah baru? Atau ditengat waktu pendaftaran di KPU Sumut calon tersebut muncul! Semuanya masih tanda tanya.
Seperti halnya DPD Hanura Sumut. Dari awal gembar gembor mendukung pasangan Edy-Ijeck. Namun sayang, alhasil pasangan Jenderal dan kaum muda Sumut ini mendapatkan dukungan dari PAN, PKS dan Gerindra. Hanura malah hilang di antara parpol ketiganya itu.
Ke mana Hanura? Di mana posisinya? Atau tetap pada pendirian mendukung sang Jenderal! Inilah politik alias harus pandai mengotak-atik, punya trik dan intrik. Jarang ada yang bisa memprediksi langkah kelanjutan. Hanya bersiffat bayangan semu.
Malah, kabar teranyar menyebut dari PDI Perjuangan menjagokan Djarot, sang mantan Gubernur DKI. Andai itu benar adanya, lagi-lagi kayaknya PDI Perjuangan bikin blunder. Pasalnya, Djarot sendiri bukanlah sosok yang dikenal di Sumut. Walau Sumut itu plural, beragam jenis etnis, tapi punya hegemoni massa tersendiri.
Tak gampang masuk ke Sumut, apalagi menjadi orang nomor satu di Pemprovsu. Itu telah dibuktikan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Dulu, Ahok pernah bertarung untuk meraih Sumut Satu. Apa lacur, Ahok kandas.
Alih-alih membenahi Ibukota Negara malah berujung di balik terali besi. Sang pengganti Djarot pun angkat kaki karena kalah atas Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pun begitu, dari kacamata sekalangan pengamat bilang bahwa Pilgubsu kali ini diikuti tiga pasangan.
Bisa-bisa cuma dua pasangan saja. Edy Rahmayadi-Ijeck dan HT Erry bersama Nurhajizah, yang kini menjadi wakilnya pasca Gatot Pudjo Nughoro menyusul kerangkeng KPK. (***)