MEDAN TERKINIOLAHRAGA

Hasil PON XX Papua, Sumut Akhirnya Duduk di Angka ‘Sial’!!!

 

MEDAN (podiumindonesia.com)- Mitos di angka 13 masih terus jadi perbicangan. Ya, kalangan menyebut angka tersebut adalah angka sial. Anehnya, di zaman telah modern, kepercayaan akan mitos nampaknya masih belum bisa ditinggalkan.

Di berbagai negara, seperti China atau Amerika, sebagian besar hotel dan bangunan tak memiliki lantai ketiga belas karena dianggap sebagai kesialan. Bahkan, banyak nomor rumah yang tak memakai angka 13 karena takut penghuni di dalamnya akan bernasib sial.

Ketakutan pada angka 13 ini disebut dengan triskaidekaphobia. Nah, mitos mengenai angka 13 memang diawali oleh banyak insiden yang memicu kepercayaan ini. Misalnya, peristiwa Apollo 13 yang merupakan hari gagalnya misi pendaratan di bulan oleh negara adidaya Amerika Serikat.

Kegagalan itu disebabkan meledaknya tangki oksigen pada 13 April 1970. Ini membuat kru yang ada di darat dan penerbangan harus melewati sejumlah hari yang intens dan sulit. Untungnya para astronot yang terlibat dalam misi itu berhasil selamat.

Begitulah sekilas angka 13 yang kadas membuat banyak orang cemas. Cerita angka 13 yang katanya ‘soal’ itu, kini dialami kontingen Sumatera Utara (Sumut) yang berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX Papua. Selama dua pekan lebih perhelatan akbar olahraga itu digelar, akhirnya Sumut menduduki peringkat 13.

Yakni dengan perolehan 10 emas, 22 perak dan 23 perunggu yang nilai totalnya 55 medali. Malah dari 10 provinsi yang ada di pulau Sumatera ini, Sumut di bawah Riau yang menduduki peringkat 8 (21 emas, 25 perak, 21 perunggu), lalu Lampung (14 emas, 10 perak, 36 perunggu).

Bahkan, Provinsi Aceh sendiri bertengger di atas Sumut di peringkat 12. Torehan 11 emas, 7 perak dan 11 perunggu. Tak pelak, memang banyak faktor yang membuat kontingen Sumut anjlok ke bawah. Menjawab itu semua, alhasil Ketua Umum KONI Sumut, John Ismadi Lubis angkat bicara.

Dia langsung minta maaf atas pencapaian kontingen Sumut yang sedari awal bisa memperbaiki peringkat saat PON XIX di Jawa Barat pada 2016 lalu. Ketika itu Sumut berada di peringkat 9.

“Selaku Ketua Umum KONI Sumut dan pimpinan kontingen, saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, terkhusus pemerintah pronvisi, target bertahan di peringkat sepuluh besar gagal dipenuhi. Saya bertanggungjawab atas kegagalan ini,” ujar John Lubis di Sekretariat Kontingen Sumut di Klaster Jayapura dikutip dari salah satu media, Sabtu (15/10/2021).

Menurutnya, ia harus mengakui bahwa perkembangan atlet provinsi lain cukup pesat. Hal ini tidak terpantau sebelumnya karena dalam dua tahun terakhir minim even atau kompetisi dampak pandemi Covid.

“Dalam persiapan atlet-atlet Sumut minus try in dan try out, kecuali Pelatda penuh yang dilaksanakan sejak Juli 2021, dan inilah hasil yang didapat,” ujarnya.

Dijelaskan, beberapa cabor sesungguhnya meraih prestasi cukuk baik seperti Wushu mendapat lima emas walau sebenarnya berharap tujuh emas karena di PON Jabar meraih 9 emas. Selain itu atletik bisa mendapat 3 emas. Bahkan yang mengejutkan Tarung Drajat yang hanya mengirimkan dua atlet tapi maksimal mendapat 1 emas dan 1 perak.

John tidak memungkiri kontingennya banyak mendapat kendala non tekhnis. Tapi sekali lagi, ia tidak ingin kendala ini menjadi faktor kegagalan Sumut meraih prestasi.

Pada PON XX Papua, Jawa Barat masih mempertahankan gelar dengan 133 emas, 105 perak dan 115 perunggu. Diikuti DKI Jakarta, 111 emas, 91 perak serta 99 perungu. Selanjutnya Jawa Timur, 110 emas, 89 perak dan 88 perunggu, di peringkat empat tuan rumah Papua, 93 emas, 66 perak dan 102 perunggu. (pi/nt)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button