MEDAN – Sahdan, penerima penghargaan Kalpataru yang juga tokoh masyarakat di Kelurahan Belawan Sicanang Belawan, rela rumahnya dijadikan Posko TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 99 tahun 2017.
Ketika ditemui awak media di kediamannya, putra asal Kalimantan yang sudah tinggal puluhan tahun di Sicanang Lingkungan 20 ini mengungkapkan, TNI harus bisa menghadapi budaya dan perekonomian masyarakat.
“Artinya, budaya masyarakat khususnya desa tertinggal sangat terbelakang dari semua aspek, lebih-lebih tingkat prekonomiannya dan pendangan, ketika memahami dan mampu beradaptasi kesuksesan TNI dengan program TMMD-nya akan berhasil,” katanya.
Halnya program TMMD di Kelurahan Belawan Sicanang, kata Sahdan yang pernah sudah dua kali ke Istana Negara ini awalnya berhadapan dengan berbagai persoalan, terutama ketika tanahnya terkena pembangunan jalan, atau batang kelapanya yang harus ditebang dan lain sebagainya.
Namun semuanya bisa berjalan dengan baik, padahal sudah pernah masuk ke desa tersebut program yang sama pada tahun 1995 silam. Bagi saya secara pribadi dengan adanya program pembangunan desa akan memberikan keuntungan yang banyak bagi masyarakat.
“Misalnya saja dengan bagusnya jalan dan adanya berbagai fasilitas, diyakini harga tanah akan cepat melonjak, usaha-usaha masyarakat seperti tambak akan lancar,” ujar Sahdan.
Penyuluhan yang merupakan bagian dari kegiatan non fisik program TMMD, sangat besar manfaatnya seperti kita memahami apa yang harus dilakukukan dan kepada siapa kita untuk bekerjasama.
“Kerjasama sangat penting untuk kemajuan, kita tak bisa hidup tanpa orang lain, istri kita sendiri adalah orang lain,” ujar Sahdan yang mengaku banyak mengikuti berbagai pelatihan.
Rumahnya yang dijadikan Posko setiap harinya terus dikunjungi berbagai pihak. Istrinya bernama Ernawati melayani konsumsi prajurit dan tamu-tamu yang datang. Untuk melayani konsumsi tersebut sekitar delapan orang berpartisipasi.
“Saya katakan inilah kesempatan untuk saling bahu-membahu agar pembangunan wilayah Sicanang dilirik pemerintah,” ujarnya sambil mengatakan yang menikmati mungkin generasi berikutnya. (rel)