Home POLITIK NU Peduli Ekonomi Bangsa

NU Peduli Ekonomi Bangsa

70
0

Rakernas-NU

Medan (PODIUM) – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengapresiasi keberadaan Nahdlatul Ulama (NU) yang tidak hanya penjaga akidah umat, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan warga NU (nahdliyin) dan masyarakatk luas.

Apresiasi tersebut disampaikan Tengku Erry Nuradi dalam acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (PLNU) 2016 di ruang Medan International Convention Center (MICC), Jl Gagak Hitam Medan, (2/4/2016). Rakernas PLNU sendiri berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 1 hingga 3 April 2016.

Hadir dalam acara itu Ketua PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA, Rois Aam KH Ma’ruf Amin, Sekretaris Jenderal PB NU H Helmy Faishal Zaini, Ketua PW NU Sumut Afifuddin Lubis, para ulama dan tokoh masyarakat.

Erry menyatakan, upata meningkatkan kesejahteraan kaum nahdiyin merupakan langkah strategis dalam kemajuan perekonomian bangsa. NU sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) terbesar di Indonesia, memiliki kekuatan luar biasa dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.

“Meningkatnya perekonomian umat, akan mempengaruhi peningkatan perekonomian nasional. NU punya kepedulian untuk ini,” sebut Erry.

Tidak hanya mengulas strategi mendorong pertumbuhan warga NU, Erry juga berharap Rakernas LPNU 2016 di Medan juga menelurkan solusi cerdas dalam menyiasasi pemberlakuan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

“Era Masyarakat Ekonimi Asean sudah berjalan sekitar 3 bulan. Saat ini masyarakat belum mendapatkan manfaat significant, khususnya di Sumut. Kita menilai juga secara nasional. Jangan terus begini. Era MEA harus memberikan manfaat untuk masyarakat secara nasional,” harap Erry.

Erry juga menyatakan sejumlah kendala yang dihadapi Sumut dalam mendorong laju pertubuhan ekonomi, diantara seputar harga gas industri yang masih tinggi serta ketersediaan daya listrik.

Harga gas industri di Sumut, sebut Erry, merupakan harga termahal di Indonesia, mencapai US$ 12 per juta British Thermal Unit (MMBTU) dari sebelumnya US$ 14 MMBTU. Dampaknya, industry mengalami kendala dalam berproduksi akibat tingginya biaya operasional pengadaan gas.

“Gas merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi Sumut. Jika harga gas tetap mahal, industri menjadi tidak miliki daya saing. Kita berharap, pemerintah pusat mengeluarkan regulasi yang mengatur harga gas di Sumut,” harap Erry.

Demikian juga persoalan ketersediaan daya listrik yang masih menjadi masalah. Pasokan yang tersedia, jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industry.

“Walaupun kata PLN daya yang tersedia cukup, hari ini listrik di Nias padam semua karena kontrak dengan PLN dihentikan sepihak. Dengan kondisi ini, kami di tentu tidak bisa bicara daya saing. Untuk itu, kami membutuhkan dukungan pemerintah pusat. Semoga PBNU dapat memberi masukan kepada pusat soal ini,” harap Erry.

Sementara Rois Aam KH Ma’ruf Amin menegaskan, NU akan terus mencari cara dalam mendorong pertumbuhan perenonomian bangsa. Langkah dan strategis selama ini harus ditingkatkan, termasuk menggalang seluruh pelaku usaha di tingkatan NU.

“NU juga konsen memberdayakan pengusaha lemah dan UKM menjadi pusat inkubasi bisnis di seluruh Indonesia,” ujar Ma’ruf.

Ma’ruf menyatakan, NU saat ini mengembangkan sektor komersial dan sosial. Dua sektor tersebut dinilai potensial dikembangkan dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomian, tidak hanya bagi nahdliyin, tetapi juga bagi masyaralat luas secara nasional.

“Seiring itu, NU juga memberdayakan bidang zakat dan wakaf. Regulasi undang-undang juga terus kita dorong agar berpihak kepada ekonomi umat,” ujar Ma’rif.

Potensi NU di bidang ekonomi, sebut Ma’ruf, sangat besar karena didukung oleh warga NU yang tercatat mencapai 90 juta orang lebih. Namun potensi itu belum dimaksimalkan dengan baik.

“NU selama ini tidur. Sekarang ini sudah bangun. Selama ini umat NU digarap orang, sekarang bangun dari kita sendiri untuk kepentingan diri kita demi kemajuan bangsa dan negara,” ajak Ma’ruf. (PI – hmt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here