BERITA UTAMAOPINIPOLITIK

Politisi Bermuka Badak (OLEH: T SYAIFUL ANHAR)

 


POLITISI bermuka badak selalu muncul di tengah riuh pesta demokrasi. Nekat ‘menjual’ harga diri, walau kecaman dan kecamuk tak terkendali. Tak memikirkan kompetisi, yang terpenting suksesi.

Itulah yang tampak saat ini. Sejumlah partai baru, tak terkecuali juga partai ‘gaek’ mendesain diri bermuka badak. Hanya saja, desain tersebut sengaja dibuat kepada beberapa tokoh yang ada di partainya.

Orang-orang yang ditempatkan secara desain itu sengaja diskenario. Dalam artian mampu mendongkrak partainya, masuk dalam jajaran, jadi perhatian dan sebagainya. Kadang pun ketua umum atau petinggi partai disetting biar wajahnya bermuka badak.

Bermuka badak itu sebenarnya sebuah khiasan yang artinya tak tahu malu. Sesuka hati berkoar, diekspos, lalu jadi perbincangan. Bahkan ada pula ‘cap’ langsung diberikan kepada partai bermuka badak.

Seperti halnya dua partai yang membelot dan terlihat kini membela kubu petahana. Dulunya berkeras sebagai oposisi, namun tak lama berselang setelah melihat peta politik, akhirnya menyatukan barisan ke si pemenang.

Itu tadi, parpol bermuka badak melirik jabatan struktural ke depannya. Apalagi pemenang bakal membongkar habis susunan kabinetnya dan memasukkan keterwakilan parpol bermuka badak di tubuh pemerintahan.

Parpol bermuka badak tak kuasa menahan susah, lapar, serta ditinggal rekan sejawat. Sayangnya, parpol yang ‘dicap’ bermuka badak itu santai saja dan menganggap semuanya telah berlalu.

Bahkan, dengan perkembangan tekhnologi pola pikir parpol lebih banyak mengarah ke politisi bermuka badak. Tak mau mengambil risiko menderita sendiri dan berusaha ‘mengemis’ cuma demi legitimasi kemakmuran partainya.

Dewasakah sikap dan sifat parpol bermuka badak? Secara politik kader-kader atau parpol bermuka badak sah-sah saja. Sebab memang politik itu nakal. Namun sekalangan masyarakat yang telah bijak menilai parpol mau pun politisi bermuka badak tak punya penderian. Lebih kekanak-kanakan, begitulah tepatnya.

Pasalnya, mereka cuma mementingkan siapa yang jadi pemimpin, siapa yang menang, siapa yang bisa mengucurkan dana, dan siapa yang bisa menelurkan atau memberi harapkan.

Sekarang saja tampak parpol bermuka badak ‘sungkeman’ dengan petinggi-petinggi partai lainnya. Meminta jatah di pemerintahan dengan menawarkan seabrek proposal. Dan pastinya tiap atau jelang pesta demokrasi muncul parpol atau pun politisi bermuka badak. Di 2019 ini bisa terlihat siapa-siapa orang serta parpolnya. Bagaimana dengan 2024 mendatang? Mari kita cermati bersama….(***)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button